Lonjakan Kasus COVID-19 di Asia Tenggara: Ancaman Baru Mei 2025
Mei 2025 menandai kembalinya kekhawatiran terhadap pandemi COVID-19 di Asia Tenggara. Beberapa negara mengalami lonjakan kasus yang signifikan, dipicu oleh varian baru JN.1 dan subvarian turunannya seperti LF.7 dan NB.1.8.
Negara-Negara dengan Lonjakan Signifikan
- Singapura: Kasus mingguan naik menjadi 14.200, didominasi varian LF.7 dan NB.1.8.
- Hong Kong: Tingkat infeksi naik menjadi 11,4%, banyak anak-anak dirawat.
- Thailand: Setelah Songkran, kasus melonjak dua kali lipat mencapai 33.000 per minggu.
- China: Kenaikan dua kali lipat pada tingkat positif COVID-19 di rumah sakit.
Varian JN.1: Apa yang Perlu Diketahui?
JN.1 merupakan subvarian Omicron yang pertama kali ditemukan pada 2023. Mutasinya meningkatkan penularan, meski gejalanya cenderung ringan.
Anak-Anak yang Belum Divaksinasi: Kelompok Rentan
Lebih dari 2 juta anak di Asia Tenggara belum divaksinasi COVID-19, menjadikan mereka sangat rentan. Di Hong Kong, kasus meningkat di kalangan anak-anak yang belum divaksinasi.
Situasi di Indonesia: Tetap Waspada
Indonesia sejauh ini masih aman. Kementerian Kesehatan menegaskan pemantauan tetap dilakukan untuk mencegah potensi lonjakan.
Langkah Pencegahan yang Disarankan
- Pastikan vaksinasi lengkap, terutama pada anak-anak dan lansia.
- Terapkan kembali protokol kesehatan dasar (masker, cuci tangan, jaga jarak).
- Lakukan tes jika mengalami gejala dan isolasi mandiri jika positif.
- Ikuti informasi resmi dari pemerintah atau WHO.
Tags
KESEHATAN