Bullish |
Jakarta, 13 Agustus 2025 – Bullish, platform fintech berbasis blockchain yang tengah naik daun, resmi mengumumkan rencana untuk listing di New York Stock Exchange (NYSE). Langkah ini menjadi tonggak penting bagi industri keuangan digital yang semakin mendapat tempat di pasar global.
Bullish, yang didirikan pada 2021, dikenal sebagai bursa kripto terdesentralisasi yang memadukan keamanan blockchain dengan likuiditas tinggi. Perusahaan ini mengklaim memiliki volume perdagangan miliaran dolar per bulan dan jaringan pengguna di lebih dari 50 negara.
Rencana IPO Bullish
Menurut pernyataan resmi, Bullish akan melakukan penawaran saham perdana (IPO) pada kuartal keempat 2025 dengan kode ticker yang akan diumumkan mendekati tanggal pencatatan.
CEO Bullish, Brendan Blumer, mengatakan bahwa masuknya perusahaan ke NYSE adalah langkah strategis untuk memperluas basis investor dan meningkatkan kredibilitas di mata regulator maupun pengguna.
"Listing di NYSE menandai komitmen kami untuk membawa teknologi blockchain ke tingkat institusional yang lebih luas," ujar Blumer.
Posisi Bullish di Industri Blockchain
- Fokus pada perdagangan aset digital dengan likuiditas tinggi.
- Menggunakan teknologi order book berbasis blockchain untuk kecepatan dan transparansi.
- Memiliki dukungan dari investor besar seperti Block.one dan sejumlah venture capital terkemuka.
Dampak Listing bagi Pasar
Analis memprediksi bahwa IPO Bullish akan menjadi salah satu yang paling menarik perhatian pada 2025, seiring tren positif terhadap aset digital. Keputusan ini juga bisa memicu perusahaan blockchain lain untuk mengikuti langkah serupa.
Rencana Bullish untuk melantai di NYSE bukan hanya memperkuat posisi perusahaan di pasar global, tetapi juga menjadi sinyal bahwa teknologi blockchain semakin diterima di dunia keuangan arus utama. Jika berhasil, IPO ini bisa menjadi tonggak bersejarah bagi industri kripto dan fintech.