Saham Asia & Eropa |
Asia & Eropa – Awal Agustus 2025 — Setelah pekan sebelumnya melemah, indeks saham di Asia dan Eropa berbalik kuat pada awal minggu ini. Kenaikan ini dipicu sentiment positif dari pelemahan dolar AS, penurunan hasil obligasi, dan ekspektasi kuat bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga mulai September mendatang. Indeks MSCI All Country berhasil mematahkan tren negatif dan berakhir menguat.
Sorotan Pasar Global
- MSCI All Country Index mengakhiri enam hari penurunan berturut-turut dan mencetak rebound signifikan, memperkuat sentimen global.
- Indeks regional: MSCI Asia-Pacific (di luar Jepang) naik +0,6%, Nikkei Jepang naik +0,5%, CDI Eropa (STOXX 600) menguat +0,3% dengan saham perusahaan seperti Diageo & DHL memimpin kenaikan.
Dampak Ekonomi AS & Mata Uang
- Data ketenagakerjaan AS bulan Juli dirilis jauh di bawah ekspektasi: hanya sekitar 70–80 ribu pekerjaan baru, memicu optimisme besar terhadap pemangkasan suku bunga. Hal ini menyebabkan yield obligasi AS (10‑tahun) turun tajam menjadi sekitar 4,20 %–4,22 %.
- Dolar AS melemah terhadap mata uang utama: diperdagangkan lebih rendah terhadap yen Jepang dan euro, sementara mata uang Asia seperti rupiah dan ringgit terapresiasi.
Reaksi Investor & Volume Saham
- Sektor teknologi dan saham small-cap menjadi motor pemulihan pasar global. Saham seperti Nvidia, Meta, dan Alphabet mencatat performa kuat.
- Indeks utama Asia, termasuk Sensex dan Nifty di India, mencatat rebound signifikan, dengan Sensex naik lebih dari 200 poin dan Nifty melewati level 24.600.
✅ Dampak & Prospek Pasar
Faktor Pemicu | Dampak |
---|---|
Data pekerjaan AS yang lemah | Memicu optimisme pemangkasan suku bunga |
Turunnya yield obligasi | Meningkatkan daya tarik ekuitas regional |
Pelemahan dolar AS | Memicu aliran modal ke aset negara berkembang |
Kinerja perusahaan positif | Katalis kenaikan indeks saham utama global |
Meskipun sebelumnya mengalami tekanan, pasar saham Asia dan Eropa berhasil rebound berkat sinyal pelemahan ekonomi AS dan peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Penurunan imbal hasil obligasi dan dolar yang melemah telah memulihkan biaya investasi di kawasan ini. Meski masih ada risiko geopolitik dan ketidakpastian kebijakan, momentum saat ini memberi peluang bagi investor untuk mengambil posisi strategis dengan tetap waspada terhadap volatilitas global.