 |
| Serangan Houthi di Laut Merah |
Yaman/Red Sea – 10 Juli 2025 — Kelompok Houthi yang didukung Iran meningkatkan serangan besar-besaran terhadap kapal komersial di Laut Merah sejak awal Juli. Total 539 serangan drone dan 11 serangan rudal menandai eskalasi baru dalam konflik regional, mengkhawatirkan pelayaran global.
Aksi Terbaru dan Dampaknya
-
Tujuh–delapan Juli: Serangan paling tajam terkena pada kapal Eternity C dan Magic Seas, senjata seperti sea drones, rocket‑propelled grenades, dan drones menjatuhkan mereka hingga tenggelam—empat awak tewas, sementara sebelas terluka atau diculik.
-
Seluruh Juli: Operator kapal mulai menampilkan label seperti “All Crew Muslim” di pelacakan publik mereka untuk menghindari serangan berdasarkan identitas.
-
Asuransi maritim meningkat tajam, hingga mencapai 1% dari nilai kapal (naik dari 0,4%), sementara rute alternatif melalui Tanjung Harapan dipilih untuk menghindari risiko.
Dampak Ekonomi & Perdagangan Global
-
Pengalihan rute pelayaran menambah waktu pengiriman hingga dua minggu, memicu kenaikan biaya logistik dan harga komoditas global.
-
Harga minyak dan asuransi pengiriman naik tajam—memengaruhi rantai pasok Asia–Eropa dan mempertinggi fluktuasi pada pasar global.
Reaksi & Aksi Internasional
-
AS dan Inggris meningkatkan penjagaan laut melalui Operation Prosperity Guardian, dengan pesawat patroli dan kapal perang di Laut Merah dan Teluk Aden.
-
Uni Eropa menjalankan Operation Aspides, patrol militer secara defensif untuk melindungi kapal sebelum ancaman meningkat kembali.
-
PBB dan Dewan Keamanan mengecam serangan Houthi, menuntut penghentian serangan secara segera demi menjaga freedom of navigation.
Kenapa Ini Penting?
-
Laut Merah adalah jalur pelayaran strategis: menghubungkan 15% perdagangan laut global melalui Terusan Suez. Gangguan dapat memicu krisis logistik dan energi dunia.
-
Eskalasi baru-baru ini menunjukkan bahwa Houthis semakin tiru strategi Iran, menggunakan taktik canggih dan dukungan intelijen untuk memaksimalkan dampak.