Donald Trump |
Washington D.C., 8 Juni 2025 — Pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump kembali memicu kontroversi dengan meluncurkan serangkaian kebijakan imigrasi baru di tahun 2025. Langkah ini mencakup pengetatan perbatasan, perluasan wewenang ICE (Immigration and Customs Enforcement), hingga pemulihan kebijakan deportasi massal yang sebelumnya menuai kritik tajam.
Ringkasan Kebijakan Imigrasi AS 2025
- Deportasi Massal Diperluas
- Pemerintah Trump menargetkan 2 juta imigran tidak berdokumen untuk dideportasi dalam waktu 18 bulan.
- Operasi ICE ditingkatkan di kota-kota besar seperti Los Angeles, Houston, dan Chicago.
Pengaktifan Kembali "Remain in Mexico"
- Pencari suaka yang datang melalui perbatasan selatan diwajibkan menunggu proses hukum di wilayah Meksiko, bukan di AS.
- Kritik datang dari kelompok HAM karena banyak pengungsi terjebak dalam kondisi tidak aman.
Pembangunan Fasilitas Penahanan Baru
- Pemerintah mengalokasikan dana tambahan untuk membangun 10 pusat detensi baru, termasuk di negara bagian Texas dan Arizona.
Pengetatan Visa dan Green Card
- Pengajuan visa kerja, pelajar, dan green card diperketat, termasuk peninjauan ulang semua aplikasi dari negara-negara mayoritas Muslim dan Amerika Latin.
Baca Juga : Kerusuhan & Protes di Los Angeles Usai Razia Imigrasi ICE.Reaksi Nasional dan Internasional
- Gubernur California Gavin Newsom dan Walikota New York Eric Adams menolak kebijakan ini, menyebutnya “tidak manusiawi dan tidak konstitusional.”
- Organisasi seperti ACLU dan Human Rights Watch menyebut langkah ini “mengarah pada pelanggaran HAM sistematis.”
- Meksiko menyatakan keberatan atas skema "Remain in Mexico", menyebutnya membebani sistem sosial mereka.
Protes dan Kerusuhan
- Razia ICE pada awal Juni 2025 memicu kerusuhan besar di Los Angeles, dengan penangkapan massal dan keterlibatan National Guard.
- Unjuk rasa meluas hingga ke New York, Seattle, dan Miami, menuntut dihentikannya deportasi massal dan pelanggaran hak sipil.
Dampak Sosial dan Ekonomi
- Banyak tenaga kerja sektor informal dan layanan kini takut bekerja karena ancaman deportasi.
- Bisnis lokal di kota besar mengalami penurunan tenaga kerja hingga 20% dalam beberapa pekan terakhir.
- Perekonomian imigran, yang menyumbang lebih dari $1 triliun per tahun terhadap ekonomi AS, diprediksi akan terganggu.
Para analis menyebut kebijakan imigrasi 2025 sebagai bagian dari strategi politik Trump untuk mengamankan basis konservatif menjelang pemilu 2026. Namun, risiko polaritas sosial dan perpecahan antarnegara bagian semakin meningkat.