AS Tarik Personel Diplomatik |
Washington D.C., 12 Juni 2025 — Pemerintah Amerika Serikat telah memerintahkan penarikan sebagian personel diplomatik dan militer non-esensial dari wilayah Timur Tengah dalam beberapa hari terakhir. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap pengetatan ketegangan akibat negosiasi nuklir yang mandek antara AS dan Iran serta potensi serangan dari Iran atau Israel .
Lokasi Penarikan
- Kedutaan AS di Baghdad: Semua staf non-esensial telah ordered to leave.
- Kedutaan di Manama (Bahrain) & Kuwait City: Pemerintah AS memberi opsi keberangkatan sukarela untuk personel diplomatik dan militer.
- Basis militer AS di Qatar: Operasional berjalan normal—penarikan hanya bersifat diplomatik dan sipil.
Latar Belakang & Risiko
- Negosiasi nuklir AS–Iran: Mandek dan melibatkan ancaman Iran terhadap target AS .
- Risiko serangan balasan dari Iran: Setelah ancaman Israel, intelijen menunjukkan potensi serangan terhadap basis AS di Irak .
- Kesiapan militer diperkuat, namun perang langsung belum diputuskan.
Dampak Global
- Harga minyak dunia naik 4–5 %, karena kekhawatiran keterbatasan pasokan timing & konflik regional.
- Penguatan ini menambah tekanan bagi negara-negara di kawasan terkait keamanan dan penyangkut aliansi internasional.
Respon AS
- Presiden Trump: Menegaskan prioritas keselamatan warga dan menolak nuklir Iran, tapi memilih diplomasi bukan opsi militer penuh.
- Departemen Luar Negeri & Pentagon: Menginstruksikan semua personel non-esensial meninggalkan Irak dan memungkinkan penarikan sukarela di negara lain, sementara militer tetap di tempat untuk memastikan keamanan .
Penarikan personel AS dari beberapa negara Timur Tengah menandai peringatan dini terkait potensi konflik lebih luas akibat krisis nuklir Iran–AS–Israel. Meski militer tetap mempertahankan postur pertahanan, langkah ini mencerminkan meningkatnya ketegangan diplomatik dan keamanan global.